Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Rebahkanlah lelahmu dirumah ini saat kau lelah

Gambar
Kau tahu sebelum dunia menjadi kita, kota tidak begitu bersahabat. Pada mulanya disanalah kau berada, sementara disini aku adalah sosok yang tanpa tau arah mana yang harus kutuju. Di saat itulah kau berdiri dengan anggun, dan aku yang masih tak berarah ini tanpa sengaja melihat sosok cahaya yang berhasil menembus pintu yang sudah lama tertutup. Kali ini aku bertemu dengan pagi, dan aku sudah kembali berjalan dengan semestinya. Seperti sosok yang dibangunkan dari tidur malamnya, dengan sorot yang lembut itu kau mampu membuatku terbangun dari kegelapan. Kali ini aku ingin kau mengerti bahwa senyummu adalah hal yang pertama kali membuatku luluh. Namun tidak hanya itu saja, beberapa hal yang membuatmu terlihat dewasa dalam menyikapi setiap hal adalah hal yang patut untuk dipertahankan. Aku ingat betul disela-sela kesibukan yang merantai, kau masih bisa meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan ku. Aku menyukainya, apapun yang ada didalam dirimu dan aku bersyukur memilikimu. Hari ini, aku

"Senyumku belum pernah selebar itu"

Gambar
........................................ Sore ini ia mengantarku ke rumah. Seperti biasa tiga anak kecil sudah menyambut kehadiran kami di depan rumah. Belum juga kupersilahkan masuk, ia sudah terlebih dahulu mengajak adik-adik ku bermain. Aku senang menyaksikan kedekatan mereka. Pria dengan gaya kulkasnya itu ternyata memiliki sisi lain yang membuatku terkagum.  Sosok siluet itu memecah segala hal yang kupikirkan, entah mengapa matahari sore menuntunku mencuri waktu untuk menggenggam tangannya. Ia pandai sekali menyembunyika ini, tanpa sepengetahuan adik-adikku genggaman kami tanpa disadari semakin erat. Seolah tak ingin lepas dan jauh dari sisimu. Ketika matahari berangsur tak bersinar, adik-adikku memasuki rumah. Tidak dengan kami, sebenarnya aku sudah mengajaknya memasuki rumah. Namun ia menolak, dia lebih suka menghambiskan waktu diteras sambil mengamati tranformasi langit yang mulai menggelap. Ia tersenyum saat duduk disebelahku, dan aku yang diam mencoba untuk menatap matanya. M

LILIN: BIARKAN AKU HIDUP HINGGA LELAH DAN MENYERAH

Lilin Semakin keras upaya ku dalam mewarnai hitam, semakin cepat lemahlah dayaku. Sekarang, aku tak pernah benar-benar memahami hal apa yang berkecambuk dalam dada dan perihal apapun yang berperang dikepala, yaitu tentang kamu yang masih menjadi pemicu amarah saat kau lengah. Jika pendarku tak cukup memuaskan kegelapanmu, aku tau kau akan mencari sumber cahaya yang dapat membuatmu tumbuh dan berbahagia. Jangan tiup aku hingga redup, biarkan aku hidup hingga lelah dan menyerah.