"Senyumku belum pernah selebar itu"



........................................

Sore ini ia mengantarku ke rumah. Seperti biasa tiga anak kecil sudah menyambut kehadiran kami di depan rumah. Belum juga kupersilahkan masuk, ia sudah terlebih dahulu mengajak adik-adik ku bermain. Aku senang menyaksikan kedekatan mereka. Pria dengan gaya kulkasnya itu ternyata memiliki sisi lain yang membuatku terkagum. 

Sosok siluet itu memecah segala hal yang kupikirkan, entah mengapa matahari sore menuntunku mencuri waktu untuk menggenggam tangannya. Ia pandai sekali menyembunyika ini, tanpa sepengetahuan adik-adikku genggaman kami tanpa disadari semakin erat. Seolah tak ingin lepas dan jauh dari sisimu.

Ketika matahari berangsur tak bersinar, adik-adikku memasuki rumah. Tidak dengan kami, sebenarnya aku sudah mengajaknya memasuki rumah. Namun ia menolak, dia lebih suka menghambiskan waktu diteras sambil mengamati tranformasi langit yang mulai menggelap.

Ia tersenyum saat duduk disebelahku, dan aku yang diam mencoba untuk menatap matanya. Mata yang membuatku jatuh cinta berulangkali. Mungkin kami adalah dua orang yang sama-sama keras kepala, termasuk keras kepala dalam hal mempertahankan hubungan yang menyenangkan.

"Kamu melengkapi ku" ia berdeham sesaat setelah mengucapkan satu kalimat yang singkat. Ia menunjukkan sebongkah kotak kecil dan membukanya. Didalam kotak itu terdapat sepasang cincin. Ia tidak pandai menyusun kalimat melalui lisannya. Aku terkejut, semua rasa menjadi satu saat ia memantapkan komitmennya untuk menetap dalam satu ikatan.

Ia melanjutkan kalimatnya:

"Kamu datang ke dalam hidupku saat aku tidak percaya pada sebuah komitmen antara dua manusia. Disampingmu, kita menikmati debar yang sangat menyenangkan. Waktu itu kita berjarak berpuluh-puluh meter, dan apa yang terjadi hari ini adalah sebuah kenikmatan yang akan kita kenang sepanjang hari. Hari ini aku memilih memantapkan hatiku untukmu, menyelipkan cincin di jari manismu untuk komitmen yang lebih baik. Akhirnya, kita memilih untuk mencoba memperjuangkan apa yang kita perjuangkan. Terimakasih karena telah membantuku menjadi diriku yang sekarang. Terimakasih karena telah memilih menentap disamping orang-orang lain yang memilih meninggalkan. Aku tidak bisa membayangkan jika didalam foto keluargaku tidak ada wajahmu didalamnya, aku ingin bersamamu dan aku siap melewati episode bersamamu selanjutnya"

Dan, malam pun menjadi indah saat bulan dan bintang menjadi saksi seseorang yang berbahagia.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUTORIAL MEMBUAT APLIKASI "SENANG MENGERJAKAN PR"

Teras kos dekat Pak RT

Rumah dan kehangatannya