Aku tidak ingin kau tau

Ketika jatuh hati, perasaan yang sering muncul adalah kebahagiaan. Entah mengapa hal itu dapat terjadi pada manusia. Terlihat bodoh, namun terkadang insan tak mampu melawan kata hati untuk terus memikirkan keindahan yang ada pada dirinya.


Senyum dan gelagak tawa terkadang mencairkan diri yang tengah resah akan masalah keduniawian. Namun, dengan segala cara seseorang itu mampu menenangkan hati yang tengah meninggi. Entah harus bagaimana lagi kuucapkan terimakasih. Padanya, terimakasih atas kenyamanan yang membuat ku merasa bersahaja, saat disamping mu, ketika bertukar pikir dan ketika berada dalam genggaman tangan yang erat. Aku selalu merasa ada yang berbeda diantara kita.

Aku tidak tau lagi apa yang ada didalam pikiranku ketika kelingking kita bertemu dalam sebuah sentuhan hangat. Rasanya tidak ingin kubiarkan kelingking kita terlepas, ataupun melewatkan sedetik waktu untuk memandang senyum indahnya. Ah.. Masa iya aku harus kembali jatuh hati setelah beberapa waktu yang lalu telah kubiarkan untuk mencintai seseorang pada waktu yang salah. Masa iya aku harus kembali merobohkan segala usaha untuk tidak mengenal luka dengan cara yang sederhana. Masa iya ia mampu menghapus segala luka dan membantuku untuk mengumpulkan puing-puing hati yang sempat berserakan?

Berulangkali aku selalu berusaha untuk menghindarinya, sudah kupaksa dengan tekat yang kuat agar kita tidak selalu bersama. Namun, semesta terlalu licik. Rencananya tak dapat ku kira, ia harus tau meski tanpa kuberitahu. Sebenarnya aku sudah terlalu sering mencoba menghindari. Tapi kenapa ia selalu hadir disaat tak terduga, dan membuat perasaan ini semakin mengada?

Sesuatu yang tidak ku kira, tanpa ku duga, tanpa ku inginkan sebelumnya. Jemarinya lincah mengalungkan masker agar aku selalu mentaati peraturan pemerintah. Agar aku terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Mungkin juga agar aku menjadi orang yang bertanggung jawab dengan segala hal yang aku punya. Lebih tepatnya mungkin juga menjadi orang yang bersyukur terhadap apa yang aku miliki. Unik. Anehnya meskipun aku selalu mencoba menghindari, pada saat itu aku malah nurut-nurut saja. Seolah seperti dinasehati orang tua ku diwaktu kecil dulu. Termasuk perkataannya agar aku tidak menghindarinya.

Tolong... Jika kau bertanya tentang rasa yang terpendam. Aku tidak ingin memberi tahu secara terang-terangan akan rasa ini. Aku tidak ingin hal-hal indah tersampaikan dengan gamblang. Cukup kita yang merasakan ketidakpastian. Cukup kita yang mengartikan sendiri karena rasa sayang, benci, ataupun cinta tidak bisa diungkapkan dengan lisan. Aku hanya ingin kita sama-sama menggali rasa itu. Meskipun kita akan menemukan keraguan yang akan membuat kita berpaling. Percayalah kita akan indah pada waktunya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUTORIAL MEMBUAT APLIKASI "SENANG MENGERJAKAN PR"

Teras kos dekat Pak RT

Rumah dan kehangatannya