Sama seperti daun yang gugur
Dunia terlalu sulit ditebak bahkan sama sekali tidak bisa dimengerti. Ada yang bertahun-tahun menghilang, namun secara tiba-tiba berdatangan. Satu lagi, ada yang tiap hari mengabari bahkan mengisi hari yang kosong namun tiba-tiba seperti angin, tanpa kabar berlalu lalang.
Angin. Tak henti berhembus
melambaikan dedaunan hingga menggugurkannya. Benar sekali. Sama seperti daun
yang gugur, kita juga ikut menyertainya. Semua yang kita miliki adalah
kefanaan. Bisa jadi, apa yang kita genggam malam ini besoknya menghilang. Besoknya
berganti ketempat yang abadi. Besoknya lagi bisa jadi kembali. Mereka tidak tau
waktu. Datang. Pergi. Kembali tanpa memberi aba-aba yang sama sekali tidak kita
kehendaki.
Sama seperti daun yang gugur,
mereka terlalu sulit untuk bangkit. Jatuh pada tempat yang paling mendasar. Tidak
tahu bagaimana caranya kembali menatap kebahagiaan. Mungkin bisaku hanyalah
berusaha bertingkah baik-baik saja, tanpa terlihat dan tanpa kalian ketahui
kepedihanku. Mungkin kalian tidak tahu dibalik senyum dan tawa ku. Setidaknya sedikit
tersenyum bisa menipu orang-orang disekelilingku.
Sama seperti daun yang gugur. Disaat
aku sendiri, ditempat gelap dan jauh dari keramaian. Disaat itulah aku menangis,
bersusah payah bangkit dari keterpurukan ini. Aku ingin pulang merasakan
kebahagiaan sama seperti mereka yang belum gugur. Tapi, mana mungkin itu
terjadi. Bisaku hanyalah menikmati kebahagiaan yang tengah kalian rasakan
diatas sana. Sementara aku disini hanya mampu memandangnya dan mungkin, juga
menantinya jatuh kepelukanku kembali.
Aku tidak akan mengejarnya. Juga,
tidak akan menuntunnya pulang. Biarlah kakinya beranjak berpetualangan. Pergilah
kemanapun kamu mau. Selamat tinggal dan selamat datang kembali. Amin dan jangan
sungkan. :D
Komentar
Posting Komentar