Tempat ini telah kehilangan nyawa

Selalu ada cerita disetiap rintik hujan yang jatuh kedasar bumi. Lagi-lagi "Hujan" yang menjadi topik pembicaraan kali ini. Entah tentang hadirnya ataupun kisah bagaimana ia pergi. Semua tentangnya. Segalanya mengerucut tentang "hujan" yang hanya menyisakan kenangan tersendiri.

Bagaimana kita bisa lupa?
Ia hadir meskipun kita tidak pernah memberi izin. Dulu diruangan ini kita biasa bercengkrama, dibawah langit sore dihiasi langit yang mendung. Hujan tidak sama sekali menghentikan langkahmu aktif bercerita, sementara aku yang irit ngomong asik menjadi pendengarmu.
.
.
Ini sama sekali tidak aku kehendaki. Ruang ini tak seperti dulu. Berdebu seolah tak perpenghuni. Sepi meskipun beberapa orang berlalu-lalang. Dan, bisa disimpulkan bahwa tempat ini telah kehilangan nyawa.
.
.
Tuhan. Format saja ingatan ku. Hapus saja segalnya tentang dia. Tentang hujan yang hanya mengingatkan segala kenangan diskusi senja diteras rumah. Tapi, mana mungkin tuhan mengiyakan keinginanku. Karena, aku tahu tuhan menyayangiku sama seperti ia yang kusayangi secara diam-diam.
.
.
Kini aku sadar meskipun kabarnya hilang. Meskipun raganya entah kemana. Meskipun segalanya telah berubah. Tak semestinya lagi dunia berduka padaku. Karena, dibalik rencana yang gagal tentu Tuhan telah merencanakan hal indah yang akan segera menyertaiku. Terimakasih untuk segalanya. Aku percaya bahwa benih-benih keikhlasan yang kutanan saat ini, suatu saat nanti akan tumbuh kebahagiaan baru yang sama sekali tidak bisa untuk dipungkiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUTORIAL MEMBUAT APLIKASI "SENANG MENGERJAKAN PR"

Teras kos dekat Pak RT

Rumah dan kehangatannya