Setelah dua tahun berlalu

“Ya. Sudah lama aku tidak pernah melihat sinarnya memeluk semesta”

Aku rindu kemarau seperti aku merindukannya. Sinarnya yang hangat mungkin tak nampak disini. Awan menggantung dan menggelap menyembunyikan sekelumit derita. 

Menurut desas-desus yang kudengar, ia pergi kesuatu pulau untuk bertarung. Disuatu tempat yang tersembunyi yang mungkin sedikit menyimpan pesona alam di tempatnya. Itu adalah tempat perjuangannya. 

Selepas ia pergi secercah harap memeluk penantian, hingga dua tahun berlalu tak jua berkabar. Adakah aku dimemorinya? 

Aku selalu meminta keterangan dari rekan-rekannya terkait hal ini. Namun, seperti biasa mereka hanya memintaku untuk bersabar.

Hingga satu minggu berlalu melesat bagai peluru. Sesuatu datang, yang membangunkanku dari lelapnya malam. Ada teriakan histeris hingga hujan membasahi pipi seusai berkabar.

“Berhenti berharap untuk sesuatu yang tidak akan pernah kembali” sesekali ku coba menyeka air mata sosok penyayang yang baru saja kehilangan tulang punggungnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUTORIAL MEMBUAT APLIKASI "SENANG MENGERJAKAN PR"

Teras kos dekat Pak RT

Rumah dan kehangatannya